9/24/11

BIAYA PERHITUNGAN HARGA POKOK VARIABEL DENGAN METODE FULL COSTING

BAB I
PENDAHULUAN
  1. Latar Belakang
Perusahaan yang telah berdiri tentunya ingin berkembang dan terus menjaga kelangsungan hidupnya, untuk itu pihak manajemen perusahaan perlu membuat kebijakan yang mengacu pada terciptanya efisiensi dan efektivitas kerja.   Kebijakan tersebut dapat berupa penetapan harga pokok produksi, yaitu dengan cara menekan biaya produksi serendah mungkin dan tetap menjaga kualitas dari barang atau produk yang dihasilkan, sehingga harga pokok produk satuan yang dihasilkan perusahaan lebih rendah dari yang sebelumnya. Kebijakan ini sangat bermanfaat bagi perusahaan untuk menetapkan harga jual yang tepat dengan laba yang ingin diperoleh perusahaan, sehingga perusahaan tersebut dapat bersaing dengan perusahaan–perusahaan lain yang memproduksi produk sejenis. Hal ini tentunya untuk mendapatkan laba semaksimal mungkin.
Kesalahan dalam perhitungan harga pokok produksi dapat mengakibatkan penentuan harga jual pada suatu perusahaan menjadi terlalu tinggi atau terlalu rendah. Kedua kemungkinan tersebut dapat mengakibatkan keadaan yang tidak menguntungkan bagi perusahaan, karena dengan harga jual yang terlalu tinggi dapat mengakibatkan produk yang ditawarkan perusahaan akan sulit bersaing dengan produk sejenis yang ada di pasar, sebaliknya jika harga jual produk  terlalu rendah akan mangakibatkan laba yang diperoleh perusahaan rendah pula. Kedua hal tersebut dapat diatasi dengan penentuan harga pokok produksi dan harga jual yang tepat.

BAB II
LANDASAN TEORITIS
2.1 Pengertian Akuntansi Biaya
Akuntansi biaya adalah proses pencatatan, penggolongan, peringkasan, dan penyajian biaya pembuatan dan penjualan produk atau jasa, dengan cara-cara tertentu, serta penafsiran terhadapnya. Objek kegiatan akuntansi biaya adalah biaya.

2.2 Pengertian Biaya Produksi
Dalam arti luas biaya adalah pengorbanan sumber ekonomi yang diukur dalam satuan uang, yang telah terjadi atau yang kemungkinan akan terjadi untuk tujuan tertentu. Sedangkan dalam arti sempit, biaya dapat diartikan sebagai pengorbanan sumber ekonomi untuk memperoleh aktiva.
Biaya produksi adalah biaya-biaya yang yang terjadi untuk mengolah bahan baku menjadi produk jadi yang siap untuk dijual. Menurut objek pengeluarannya, secara garis besar biaya produksi dibagi menjadi biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, dan biaya overhead pabrik (factory overhead cost).

2.2.1 Biaya Bahan Baku
Biaya bahan baku langsung adalah semua biaya bahan yang membentuk bagian integral dari barang jadi dan yang dapat dimasukkan langsung dalam kalkulasi biaya produk. Contoh bahan baku langsung adalah kayu untuk pembuatan meubel dan tanah liat untuk pembuatan genteng. Pertimbangan utama dalam mengelompokkan bahan ke dalam bahan baku langsung adalah kemudahan penelusuran proses pengubahan bahan tersebut sampai menjadi barang jadi. Sebagai contoh, paku untuk membuat peralatan meubel merupakan bagian dari barang jadi, namun agar perhitungan biaya meubel tersebut bisa dilakukan secara cepat, bahan ini dapat diklasifikasikan sebagai bahan baku tidak langsung.

2.2.2 Biaya Tenaga Kerja
Biaya tenaga kerja langsung adalah karyawan atau karyawati yang dikerahkan untuk mengubah bahan langsung menjadi barang jadi. Biaya untuk ini meliputi gaji para karyawan yang dapat dibebankan kepada produk tertentu.

2.2.3 Biaya Overhead Pabrik
Biaya overhead pabrik disebut juga biaya produk tidak langsung, yaitu kumpulan dari semua biaya untuk membuat suatu produk selain biaya bahan baku langsung dan tidak langsung.
Overhead pabrik pada umumnya didefinisikan sebagai bahan tidak langsung, pekerja tidak langsung, dan bahan pabrik lainnya yang tidak secara mudah diidentifikasikan atau dibebankan langsung ke pekerjaan produk atau tujuan akhir biaya.
Biaya overhead pabrik (FOH) terdiri dari biaya FOH tetap dan biaya FOH variabel. Biaya tetap adalah biaya yang jumlah totalnya tetap untuk tingkat volume kegiatan tertentu, biaya variabel adalah biaya yang jumlah totalnya berubah sebanding dengan perubahan volume kegiatan. Ada juga yang dinamakan biaya semi variabel adalah biaya yang berubah tak sebanding dengan perubahan volume kegiatan.

2.3 Penghitungan Harga Pokok Produksi
Di dalam akuntansi biaya yang konvensional komponen-komponen harga pokok produk terdiri dari biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung dan biaya overhead pabrik, baik yang bersifat tetap maupun variable. Konsep harga pokok tersebut tidak selalu relevan dengan kebutuhan manajemen. Oleh karena itu timbul konsep lain yang tidak diperhitungkan semua biaya produksi sebagai komponen harga pokok produk. Jadi di dalam akuntansi biaya, dimana perusahaan industri sebagai modal utamanya, terdapat dua metode perhitungan harga pokok yaitu Full/Absortion/Conventional Costing dan Variable/Marginal/Direct Costing. Perbedaan pokok diantara kedua metode tersebut adalah terletak pada perlakuan terhadap biaya produksi yang bersifat tetap. Adanya perbedaan perlakuan terhadap FOH Tetap ini akan mempunyai pengaruh terhadap perhitungan harga pokok produk dan penyajian laporan rugi-laba. 

2.3.1 Metode Full Costing
Full Costing adalah metode penentuan harga pokok produk dengan memasukkan seluruh komponen biaya produksi sebagai unsur harga pokok, yang meliputi biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, biaya overhead pabrik variabel dan biaya overhead pabrik tetap. Di dalam metode full costing, biaya overhead pabrik yang bersifat variabel maupun tetap dibebankan kepada produk yang dihasilkan atas dasar tarif yang ditentukan di muka pada kapasitas normal atau atas dasar biaya overhead pabrik sesungguhnya. Oleh karena itu biaya overhead pabrik tetap akan melekat pada harga pokok persediaan produk selesai yang belum dijual, dan baru dianggap sebagai biaya (elemen harga pokok penjualan) apabila produk selesai tersebut tidak dijual.
Menurut metode full costing, karena produk yang dihasilkan ternyata menyerap jasa FOH Tetap walaupun tidak secara langsung, maka wajar apabila biaya tadi dimasukkan sebagai komponen pembentuk produk tersebut.

2.3.2 Metode Variable Costing
Variable Costing adalah metode penentuan harga pokok yang hanya memasukkan komponen biaya produksi yang bersifat variabel sebagai unsur harga pokok, yang meliputi biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung dan biaya overhead pabrik variabel.
Variable costing beranggapan bahwa FOH Tetap tadi tidak secara langsung membentuk produk, maka tidak relevan kalau dimasukkan sebagai komponen harga pokok. Sebaiknya FOH Tetap dimasukkan dalam kelompok period cost (biaya periode).



BAB III
PEMBAHASAN


3.2.3 Data Biaya dan Volume Produksi
Untuk perlu diketahui, bahwa usaha BUGK ini merupakan usaha yang menggunakan model usaha bagi hasil, sehingga untuk biaya tenaga kerja ditiadakan.
a. Data Biaya
Tabel 4  Biaya bahan-bahan
No
Keterangan
Harga
(Rp)
1
Daging
255.000
2
Urat
84.000
3
Mie kuning
20.000
4
Mie putih
20.000
5
Toge, sayur, seledri
12.000
6
Saos
30.000
7
Kecap
21.000
8
Cuka
4.000
No
Keterangan
Harga
(Rp)
9
Cabe
5.500
10
Bawang goreng
21.000
11
Garam
2.000
12
Penyedap rasa
10.500
13
Biaya giling
23.000

Total
508.000

Tabel 5  Biaya Peralatan
No
Keterangan
Banyak
Harga
(Rp)
Total
(Rp)
Masa pakai*)
Penyusutan**)
per bulan
(Rp)
per hari
(Rp)
1
Gerobak bakso
1
500.000
500.000
5
8.333
278
2
Kompor gas + tabung
1
475.000
475.000
3
13.194
440
3
Kompor
2
75.000
150.000
1
12.500
417
4
Panci air baso
1
275.000
275.000
1
22.917
764
5
Panci masak air
1
50.000
50.000
1
4.167
139
6
Baskom besar
1
5.000
5.000
1
417
14
7
Wajan
1
35.000
35.000
1
2.917
97
8
Pisau
2
2.500
5.000
0,5
833
28
9
Talenan
1
5.000
5.000
1
417
14
10
Sendok baso
1
10.000
10.000
1
833
28
11
Saringan
1
10.000
10.000
1
833
28
12
Wadah bumbu
4
7.500
30.000
1
2.500
83
13
Rak piring
1
100.000
100.000
2
4.167
139
14
Lap
6
3.333
20.000
0,5
3.333
111
15
Meja
4
50.000
200.000
2
8.333
278
16
Kursi
16
23.000
368.000
2
15.333
511
17
Mangkok
30
2.500
75.000
2
3.125
104
18
Sendok
30
583
17.500
2
729
24
19
Garpu
30
583
17.500
2
729
24
20
Tempat Sendok
4
4.000
16.000
2
667
22
21
Gelas
30
833
25.000
2
1.042
35
22
Wadah tisu
4
10.000
40.000
2
1.667
56
23
Dispenser
1
100.000
100.000
1
8.333
278
24
Asbak
4
2.500
10.000
2
417
14

Total


2.539.000

117.736
3.925
Keterangan :
*) per tahun dan habis pakai
**) metode yang digunakan adalah metode rata-rata

Tabel 6  Biaya lain-lain
No
Keterangan
Per bulan
(Rp)
Per hari
(Rp)
1
Biaya sewa gedung***)
666.667
22.222
2
Biaya listrik
100.000
3.333
3
Biaya Air
150.000
5.000
4
BBM

17.500

Total

48.055
Keterangan :
***) Biaya sewa gedung adalah Rp 800.000,00 per  tahun

3.2.4 Perhitungan HPP Total
Sebagaimana telah disebutkan sebelumnya bahwa asumsi dasar yang digunakan adalah asumsi penjualan harian, sehingga HPP total yang dimaksud dalam penelitian ini adalah HPP per hari.

Tabel 7  HPP Total
No
Keterangan
Per hari
(Rp)
1
Biaya bahan-bahan
508.000
2
Biaya Overhead


- BBM
17.500

- Biaya sewa gedung
22.222

- Biaya listrik
3.333

- Biaya Air
5.000

- Biaya Penyusutan
3.925

Total
559.980

Dari tabel 7 dapat diketahui bahwa HPP total pada BUKG adalah sebesar   Rp559.980,00.

3.2.5 Perhitungan HPP Per Satuan
Untuk HPP per satuan yang penyusun maksudkan disini adalah HPP untuk menghasilkan semangkok baso, sehingga perhitungan HPP per satuan untuk BUKG adalah HPP total harian dibagi dengan jumlah baso yang dihasilkan dalam satuan mangkok. Perhitungannya dapat dirumuskan sebagai berikut:


Sementara, untuk jumlah baso yang dihasilkan dengan bahan-bahan yang dipaparkan di atas, dapat menghasilkan rata-rata 125 mangkok baso.
Dari data di atas maka dapat diketahui bahwa HPP per satuan pada BUKG adalah sebesar Rp4.480,00. Perhitungannya adalah:





BAB IV
KESIMPULAN

Kesalahan dalam perhitungan HPP dapat mengakibatkan penentuan harga jual pada suatu perusahaan menjadi terlalu tinggi atau terlalu rendah. Oleh karena perhitungan HPP pun menjadi satu hal penting untuk dilakukan bagi setiap perusahaan.
Salah satu unit usaha dari CV Yasmin yaitu BUKG yang terletak di Malabar Ujung, Bogor, setelah dilakukan penelitian sederhana berkenaan dengan perhitungan HPP dengan metode full costing, telah diketahui bahwa HPP total hariannya adalah Rp559.980,00, dan HPP per satuan atau HPP per mangkoknya adalah Rp4.480,00. Dengan penjualan dengan harga Rp5.000,00 per mangkoknya, BUKG masih mendapatkan keuntungan sebesar Rp520,00.

No comments:

Post a Comment